Laporan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) 2016 menyatakan bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan kasus perdagangan manusia tertinggi di Indonesia. Praktik perdagangan manusia berjalan dalam berbagai modus seperti pengiriman pekerja migran, pekerja seks, pekerja anak, adopsi, pernikahan pesanan, penculikan, kerja paksa, perbudakan, sampai penjualan organ tubuh. Sejak 2016 hingga 2019, lebih dari 350 pekerja migran Indonesia asal Nusa Tenggara Timur pulang dalam keadaan tidak bernyawa. Sebagian besar dari mereka adalah korban perdagangan manusia..