Dalam kurun pendudukan Indonesia di Timor Timur yang berlangsung sejak 1975 hingga 1999, ribuan anak Timor Timur diambil secara paksa ke Indonesia tanpa persetujuan dari keluarga mereka. Dalam laporan Komisi kebenaran dan rekonsiliasi di Timor-Leste (CAVR) dinyatakan bahwa pemindahan paksa anak-anak Timor ke Indonesia ini berjumlah ribuan dan, “…menunjukkan pandangan bahwa dengan menguasai wilayah Timor-Leste, Indonesia memiliki kekuasaan tak terbatas terhadap anak-anak.” Anak-anak yang diambil paksa ini, yang saat ini telah dewasa, menjalani hidup yang kelam. Setelah berada di Indonesia, mereka berganti identitas dan keyakinan. Banyak dari mereka dijanjikan untuk sekolah dan hidup layak, namun kemudian harus menemui kenyataan yang sebaliknya. Hidup mereka terabaikan, sebagian mengalami kekerasan, penuh trauma, dan memaksa mereka berpindah-pindah demi mempertahankan hidup.